Sabtu, 08 Februari 2014

Terlalu Dini

Kali ini seutuh puisi dari Rahne Putri. Salah satu penulis favorit saya. Pemilihan diksi dan caranya menghidupkan ekspresi dengan tepat, dapat menhidupkan kembali ambigu yang selama ini jadi debu.

Terlalu Dini

 Terlalu dini untuk sakit hati.
Ada cerita yang belum siap patah lagi.
Ada malam yang terus menolak sepi

Terlalu dini untuk tersesat lagi.
Ada langkah yang lelah mencari
Ada nafas yang terengah dan menggema di sanubari

Terlalu dini untuk kehilangan kamu.
Ada damba yang tak ingin lepas
Ada rindu yang tak ingin kandas

Ah tapi saat kamu pergi, aku juga diam.
Ada pinta yang tak menjadi kata menisankan diri.
Hanya harap, kamu berbalik dan kembali, dalam hati.

Diam memenjarakanku.

Ketakutan menyergap kepalaku. 

Bagaimana cara bertemu kamu?
Harus berjalan atau berlari? 
Aku takut kamu terlewat
dan aku mencarimu lagi…… sendiri. 

Di Beranda


Oh Ibu tenang sudah
Luka seka air matamu
Sembab mu lalu dilihat tetangga

Oh Ayah mengertilah rindu ini
Tak terbelenggu
Lara ku setiap teringat peluknya

Oh...

Kini kamarnya teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari tiap pagi

Dan jika suatu saat buah hatiku buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi...
Usahlah kau pertanyakan kemana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu
Dia pasti, pulang ke rumah
(pulang ke rumah)

Kini kamarnya teratur rapi
Ribut suaranya tak ada lagi
Tak usah kau cari tiap pagi

Dan jika suatu saat buah hatiku buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi...
Usahlah kau pertanyakan kemana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu
Dia pasti, 

Dan jika suatu saat buah hatiku buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi...
Usahlah kau pertanyakan kemana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu
Dia pasti, pulang ke rumah
(pulang ke rumah)

- Banda Neira -