you
Seharusnya menjadi awal Desember yang persada.
Terpukau, tersentuh sampai terasa menusuk. Membaca
mendengarkan rintihan hati mu, jiwa mu yang kosong di saat-saat sulitmu.
Keadaan ditinggal pergi, mengecewakan dan
dikecewakan, kehilangan. Semua ada, terbaca jelas di kata-kata mu. Setiap
pilihan diksi yang kau buat.
Maaf, aku tak bilang. Maaf aku tak izin. Menggandakan
karya mu yang mungkin adalah milik pribadi, bahkan aku sendiri tak harusnya
tahu.
Tak tertahan air mata ketika membaca, memahami setiap
kata, kalimat, yang kau curahkan. Bukan seorang penyair, tapi maknanya sangat
tersirat ketika telah mengenalmu.
Terkadang memahami mu itu sulit. Menanyaimu adalah
sia-sia. Dan memaksamu adalah salah.
Hanya satu-satunya cara, untuk aku tahu, menanyai
keadaan. Mengobrak-abrik apa yang ada di belakangmu, dan berusaha memahaminya.
Dan kamu tahu, itu bukan hal yang mudah.
Seringkali melankolis, tapi syahdu.
Enam bulan dan tidak akan berhenti di sini.
Kamu, yang sudah jadi bagian dari setiap detik hidup.
Apa yang di bawa waktu sebenarnya? Mengapa durasi
yang ia beri hanya sedikit, namun sepertinya kita telah dipertemukan sejak satu
abad sebelumnya. Apa mungkin kita memang pernah bertemu di suatu ruang waktu?
Atau memang kamu yang selalu datang saat ku tidur, namun tak sadar ku?
Namun satu, yang aku yakini jawaban itu. Ya, waktu
berbisik beberapa bulan yang lalu. Berkata bahwa, ini adalah hadiah dari Tuhan,
yang seringkali aku pinta dalam doa ku.
Jika benar itu, maka Tuhan telah bekerja dengan
sangat luar biasa.
Yang Dia hadirkan adalah seorang …
Maaf, aku tidak bisa berkata-kata. Aku tidak tahu
harus mengibaratkan kamu seperti apa.
Wahai Tuhan, sungguh sempurna makhluk-Mu ini.
Tuhan, jika memang benar dia adalah jawaban dari
pinta ku selama ini, maka jaga-Lah rajutan kita. Hingga akhir hayat. Jangan
lupa sertakan bahagia dunia akhirat-Mu di tengah-tengah rajutannya, Tuhan.
Kamu, yang selalu mengajakku meminta dan
berterimakasih pada-Nya.
Kamu, yang selalu menatapku dengan banyak misteri
tapi pasti.
Kamu, yang bisa membuat air mata bahagia ku.
Kamu, yang selalu menggenggam erat tangan ku, lalu
memejamkan mata, bersama menyebut nama-Nya, hati kita bersuara lantang,
menyeru-meminta-berterimakasih pada-Nya. Bersama.
Kamu, yang selalu pintar membujuk tawa ku, untuk
membuang sombongnya
Kamu, yang selalu mengajari ku arti sebuah
kesederhanaan, bukan bahagia itu sederhana, tapi sederhana itu bahagia
Kamu, yang selalu membawa ketenangan tanpa henti,
meskipun terkadang tenang mu itu juga menjengkelkan
Kamu, yang mungkin saat aku menulis ini, akan menertawai
ku. Karena derasnya hujan dari mata yang tidak bisa berhenti.
Kamu, …
Kamu, tahu?
Aku rindu.
Sudah pukul 3 pagi, and it’s December 1, 2012
Bantal bau itu telah menanti ku
Bantal bau itu telah menanti ku
Happy 6-month-anniv dear, ASR.
I love you
huehehe.. cool! :)
BalasHapusthankyou...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus